Alasan BYD Setia pada Baterai LFP di Mobil Listriknya

hariini.pro – Alasan BYD Setia pada Baterai LFP di Mobil Listriknya, didalam upaya untuk memperkuat dominasinya di industri kendaraan listrik (EV), BYD lagi meyakinkan komitmennya pada penggunaan teknologi baterai lithium-iron-phosphate (LFP). kiat ini menyoroti antara fokus utama BYD antara faktor keamanan dan efisiensi daya di sedang meningkatnya kompetisi global di sektor EV.
Dilansir carnewschina, ketentuan ini diumumkan dikala ajang Japan Mobility Show 2025, di mana Li Yunfei, General Manager merek and Public Relations BYD, mengatakan bahwa banyak pembeli belum menyadari perbedaan mendasar antara baterai LFP dan baterai ternary lithium.
Ia menegaskan “keamanan adalah inti dari seluruh inovasi BYD, itu merupakan bentuk kemewahan sejati di dalam kendaraan listrik masa depan.”
Data yang dirilis menunjukan bahwa selama Januari sampai September 2025, pemakaian baterai LFP di Tiongkok capai 493,9 GWh, naik lebih dari 42 prosen dibandingkan tahun sebelumnya dengan pangsa pasar yang kini melebihi 80 persen.
Angka ini perlihatkan betapa besarnya kepercayaan produsen pada baterai jenis ini, teristimewa dalam hal ketahanan panas dan usia memakai yang panjang.
BYD mengklaim bahwa baterai LFP bisa meraih 3.500 siklus pengisian lagi jauh di atas baterai ternary yang rata-rata hanya sanggup bertahan sampai 2.000 siklus.
Selain itu, LFP terhitung bisa lebih tahan pada suhu ekstrem, bahkan sampai 500 derajat celsius, sesaat baterai ternary berisiko rusak di bawah 300 derajat celsius.
Dengan pengalaman panjang dalam penggunaan baterai LFP antara bus listrik di Tiongkok, BYD sangat percaya bahwa teknologi ini masih akan jadi pilihan yang paling stabil untuk jangka menengah.
Meski riset pada baterai solid-state konsisten ditunaikan perusahaan menilai bahwa infrastruktur dan keandalan LFP ini membuatnya terasa lebih realistis untuk memenuhi keperluan pasar EV dikala ini.
Teknologi dan Alasan di Balik aturan BYD menjaga LFP
BYD menilai baterai LFP merupakan solusi yang paling logis untuk memberi dukungan perkembangan cepat antara industri EV.
Meskipun baterai solid-state menawarkan potensi lebih tinggi di ERA depan, teknologi tersebut masih butuh waktu dan cost pengembangan yang besar.
Sementara itu, LFP telah terbukti aman tahan lama, dan memiliki ongkos mengolah lebih efisien.
Dalam pernyataannya, Li Yunfei penambahan bahwa BYD bakal lebih memilih fokus antara keandalan product ketimbang sekadar mengkaji tran teknologi yang belum matang.
Selama lebih dari satu dekade, BYD udah perlihatkan mengenai keistimewaan baterai LFP melewati penggunan pada bus listrik di berbagai kota besar di Tiongkok tanpa mencatat insiden kebakaran besar.
Ini akan merasa bukti bahwa keamanan dan stabilitas termal baterai LFP udah teruji di lapangan. factor ini terhitung bakal jadi alasan mengapa BYD tetap gunakan baterai model ini antara hamir seluruh type EV terbarunya.
Selain unggul berasal dari sisi keamanan, baterai LFP juga membuka umut manfaatkan yang lebih panjang dan lebih ramah lingkungan gara-gara tidak mempunyai kandungan nikel atau kobalt.
Keunggulan inilah yang bikin BYD akan semakin yakin diri untuk mempertahankan LFP sebagai pondasi utama dalam trick elektrifikasinya.
Dampak terhadap Industri EV dan Pasar Indonesia
Langkah BYD untuk tetap fokus pada LFP mengirimkan kesan vital bagi semua industri otomotif global bahwa ERA depan EV tidak sekedar bersangga antara jarak tempuh, sedangkan juga antara faktor keamanan dan efisiensi biaya.
Keputusan ini bakal merubah arah pengembangan kendaraan listrik di bermacam negara, mencakup di kawasan Asia Tenggara.
Bagi Indonesia, langkah ini dapat mulai peluang besar. bila baterai LFP jadi disukai banyak orang dan diproduksi di dalam skala besar, harga kendaraan listrik di pasar nasional bisa menjadi lebih terjangkau.
Selain itu, karakteristik bateraI LFP yang tahan terhadap panas terhitung kompatibel untuk iklim tropis Indonesia.
Namun, tantangannya masih saja hadir kapasitas jangkauan LFP tetap lebih rendah dibandingkan baterai ternary, supaya produsen membutuhkan menyeimbangkan antara keamanan, efisiensi, dan performa sehingga masih menarik bagi konsumen.
Pada akhirnya BYD akan menunjukkan bahwa kendaraan listrik masa depan bukan semata-mata berkenaan tenaga baterai besar, namun berkaitan menciptakan sistem yang aman efektif dan mampu beradaptasi bersama dengan kebutuhan pasar global yang terus berkembang.
