Jaguar Land Rover Setop Produksi Mobil di China

hariini.pro – Jaguar Land Rover (JLR) menyita langkah strategis bersama mengakhiri produksi mobilnya sendiri di China dan memilih untuk menggunakan platform buatan didalam negeri jadi tahun 2026.
Mangutip Carscoop, Minggu (18/5/2025), ketetapan ini disita menyusul kerugian yang dialami perusahaan patungan JLR bersama Chery sebesar USD 18,7 juta atau kurang lebih Rp 308,3 miliar terhadap tahun fiskal terakhir.
Putusan ini juga bertepatan bersama agresivitas Chery di pasar global, yang baru-baru ini meluncurkan brand pikap baru untuk menantang dominasi Toyota Hilux.
Dari sisi Jaguar, produksi tipe XE, XF, dan E-Pace yang selagi ini dirakit di pabrik patungan bersama Chery bakal dihentikan terhadap September 2025. Sementara itu, Land Rover bakal mengakhiri produksi lokal Range Rover Evoque dan Land Rover Discovery Sport terhadap akhir 2026.
Nama Freelander, yang dulu populer, bakal kembali datang tetapi bersama rancangan berbeda. Berdasarkan laporan dari AutoNews, Jaguar Land Rover dan Chery sedang mempersiapkan jajaran tipe baru yang fokus terhadap pasar China bersama brand Freelander yang seluruhnya baru.
Lini product ini bakal dibangun di atas platform Chery T1X, yang pengembangannya melibatkan JLR sejak 2016. Platform modular T1X selagi ini jadi dasar beberapa tipe SUV Chery, Tiggo, Omoda, dan Jaecoo.
Adopsi Plug-in Hybrid
CFO JLR, Richard Molyneux, mengutarakan tipe Freelander pertama bakal mengusung proses penggerak plug-in hybrid.
“Meskipun JLR bakal memberikan masukan didalam desain, model-model Freelander ini tidak hanya bakal menggunakan arsitektur China, tetapi juga bakal secara spesifik ditujukan untuk pasar berikut bersama ‘atribut China’ dan ‘biaya China’,” sehingga menjadikannya prima untuk pasar China,” paparnya.
Diperkirakan, model-model Freelander bakal tetap dijual berdampingan bersama tipe impor berukuran lebih besar seperti Range Rover dan Defender, yang merupakan tipe bersama harga lebih tinggi dan dinilai tidak terlilit didalam perang harga bersama produsen lokal.
Tantangan di Pasar China
Molyneux menyebutkan kepada para investor bahwa kinerja jelek tahun lalu disebabkan oleh beberapa besar tipe yang mendekati akhir siklus hidupnya, dan brand lain juga menghadapi tantangan serupa.
Pasar China sebenarnya dikenal sulit ditembus oleh produsen mobil asing. Beberapa brand seperti Audi sedang mencari langkah baru untuk menarik minat customer lokal sambil menggunakan teknologi didalam negeri.
Kerugian tahun lalu terjadi sesudah JLR mencatatkan keuntungan sebesar USD 47,8 juta (sekitar 788 miliar) terhadap tahun fiskal 2023.
Untungnya, penjualan JLR didalam empat bulan pertama tahun 2025 jadi meningkat, didorong oleh permohonan yang naik di Amerika Serikat.
Namun, bagi perusahaan yang dulu menjadikan China sebagai pasar terbesarnya, kini China berada di rangkaian kelima, pertanda tidak hanya kinerja yang lesu tetapi juga penurunan secara keseluruhan di sedang kompetisi baru.
Potensi Freelander Mendunia
Meskipun belum tersedia konfirmasi resmi, tersedia barangkali besar brand Freelander bakal dipasarkan secara global.
Dengan strategi “house of brands” JLR yang sedikit membingungkan untuk menciptakan sub-merek seperti Range Rover dan Discovery, brand Freelander yang mulanya fokus untuk China ini berpotensi dijual di pasar luar negeri.
“Ini miliki potensi untuk mendunia,” kata Molyneux, yang barangkali juga sejalan bersama rancangan Chery untuk memperluas jangkauannya ke pasar internasional.
Tahun lalu, Chery jadi eksportir kendaraan terbesar di China, bersama 1,14 juta unit kendaraan yang dikirimkan.