Robotaxi Tesla Terlibat 7 Tabrakan Beruntun

hariini.pro – Dunia otomotif dan teknologi digegerkan oleh laporan mengejutkan berasal dari Amerika Serikat. Proyek ambisius Robotaxi besutan Tesla, kini sedangkan hadapi persoalan yang nyata-nyata sehabis keseluruhan tujuh insiden tabrakan dilaporkan berjalan di Austin, Texas.
Angka ini sontak menyebabkan alarm merah di kalangan regulator keselamatan dan pengamat teknologi global.
Padahal, layanan ini sejatinya jadi tumpuan harapan Elon Musk untuk merubah keseluruhan muka industri taksi dunia. namun fakta di lapangan menunjukan bahwa berjalan menuju self-driving yang aman masih terlampau terjal.
Dilansir arenaev, keseluruhan tujuh insiden yang berlangsung sejak pelayanan ini dimulai menunjukan bahwa frekuensi kecelakaan Tesla jauh melampaui umumnya pengemudi manusia biasa.
Tujuh insiden di dalam periode operasional yang relatif singkat ini pasti merusak citra keandalan yang selama ini tetap dikampanyekan oleh Tesla.
Laporan paling baru mengatakan tiga kecelakaan tambahan berjalan hanya antara bulan September 2025, yang tingkatkan panjang daftar masalah sistem otonom ini.
Salah satu insiden ini hingga melibatkan pesepeda, sebuah skenario sensitif yang menuntut deteksi objek yang sangat presisi di lingkungan perkotaan yang padat dan tak terduga.
Meskipun kegagalan ini bukan kategori kecelakaan kecepatan tinggi, justru menyoroti kelemahan mendasar perangkat lunak didalam menangani skenario berkendara di perkotaan yang kompleks.
Kekhawatiran kini memuncak, apakah teknologi full self-driving (FSD) Tesla benar-benar telah layak dilepaskan ke jalanan umum mengingat ancaman bahaya yang ditimbulkan.
Data Mengagetkan, Tabrakan Lebih sering berasal dari Sopir Manusia
Statistik yang muncul dari Austin, Texas sudah menunjukan bahwa permasalahan yang sedang dihadapi Robotaxi Tesla jauh lebih sungguh-sungguh berasal dari yang diperkirakan.
Berdasarkan perhitungan kasar, armada Robotaxi telah menempuh jarak sejauh 400.000 sampai 480.000 kilometer.
Tujuh insiden di dalam jarak tempuh yang relatif pendek ini telah membuahkan frekuensi yang benar-benar mengkhawatirkan.
Sebagai perbandingan yang lumayan mengejutkan, pengemudi manusia normal di Amerika Serikat beberapa sekedar mengalami satu kecelakaan (baik minor maupun mayor) tiap tiap menempuh jarak sekitar 1,12 juta kilometer.
Secara data mentah, Robotaxi Tesla di Austin saat ini mengalami kecelakaan jauh lebih kerap daripada pengemudi manusia antara umumnya.
Kondisinya apalagi tampak dua kali lipat lebih jelek dari Waymo, pesaing utamanya di sektor self-driving, yang melaju telah jutaan kilometer tanpa operator manusia di dalam mobil dan memiliki problem yang lebih sedikit per kilometer.
Data ini menjadikan pukulan bagi Tesla yang tetap mengklaim proses otonomnya lebih aman.
Angka-angka tersebut secara gamblang membuktikan bahwa alih-alih menaikkan keselamatan, pengoperasian armada ini justru mengakibatkan risiko baru di jalanan Austin, membuat keragua-raguan pada publik yang sangat besar.
Sensor Canggih Gagal Deteksi Pesepeda dan Objek Bergerak
Tiga insiden teranyar pada September 2025 menggarisbawahi kesulitan fundamental sistem otonom Tesla didalam hadapi skenario berkendara yang kompleks di lingkungan perkotaan.
Salah satu laporannya menuturkan bahwa Robotaxi telah menabrak mobil yang sedang bergerak mundur, sesaat pada insiden lain melibatkan tabrakan bersama dengan pesepeda, sebuah skenario yang sangat sensitive dan berpotensi fatal.
Kegagalan seperti ini harusnya bakal dideteksi dan dihindari dengan baik oleh sensor mobil moderen perihal ini mengakibatkan sinyal tanya besar mengenai kekuatan perangkat lunak dan sistem Vision-only yang diandalkan Tesla.
Insiden ini tahu bukan kecelakaan sederhana di berjalan tol yang monoton, melainkan permasalahan basic deteksi objek di sedang kepadatan selanjutnya lintas kota yang susah diprediksi.
Mobil otonom dituntut untuk akan merespons anomali dan kejadian tak terduga dengan sempurna.
Kegagalan perangkat lunak atau kegagalan supervisor manusia untuk mencuri alih kendali bersama pas saat menjadikan indikasi yang kuat bahwa Robotaxi ini belum matang semuanya untuk diandalkan di jalan raya.
Hal ini pasti berpotensi membahayakan bukan semata-mata penumpang, namun terhitung pengguna berjalan lain di sekitarnya.
