Tesla Model 3 Standard Berhenti Diproduksi

Tesla Model 3 Standard Berhenti Diproduksi

Tesla
Tesla Model 3 Standard Berhenti Diproduksi

hariini.pro – Mobil termurah Tesla, Model 3 Standard Range, kini telah tidak ada di pasar Amerika Serikat (AS). Penyebabnya diduga karena kenaikan tarif impor yang telah berlaku untuk product China. Hal itu membuat Tesla harus memberhentikan Model 3 berasal dari pasar.

Sebelum ditarik, produsen mobil berikut menempatkan harga Model 3 sebesar Rp 601 juta. Namun, saat ini mobil Tesla bersama harga termurah di pasar AS ada terhadap Model 3 Long Range RWD seharga Rp 655 juta.

Tampaknya Tesla enggan bersaing di pasar kelas bawah. Hal itu dibuktikan sehabis di awalnya Tesla termasuk menarik Model 2-nya, yang harganya lebih tidak mahal berasal dari Model 3.

Penyebab berhentinya Model 3 Standard Range tidak bisa diatur atau dikendalikan Tesla. Jika diteruskan mengadopsi product impor China, Tesla harus menambah harga.

Pasalnya, di pemerintahan Biden, barang-barang buatan Tiongkok telah diberlakukan kenaikan tarif impor terhadap 27 September silam, khususnya untuk sel baterai LFP yang dikenakan tarif 25 persen, naik 7,5 prosen berasal dari tarif sebelumnya.

Dampak Tesla tipe 3 kecuali Diteruskan Beredar di Pasar

Pemberlakuan tarif pajak China di AS bukan cuma mempengaruhi product China, tetapi harga Model 3 Standard Range termasuk turut terdampak.

Jika Model 3 Standard selalu diedarkan, harganya kemungkinan akan jadi lebih mahal daripada versi Long Range RWD, yang punya jangkauan lebih jauh.

Secara harga dan spesifikasi, Model 3 Standard tentu tidak diuntungkan kecuali dibandingkan bersama deretan kelasnya, agar Tesla terpaksa harus menarik mobil berikut berasal dari pasar.

Tesla bisa saja mengajukan keringanan pajak federal AS sebesar Rp 116 juta sebagai subsidi kendaraan listrik.

Namun, mengingat baterai yang digunakan Tesla berasal berasal dari Tiongkok, tampaknya akan sulit untuk mendapatkan keringanan harga.

Sebagai gambaran, kecuali Tesla mendapatkan subsidi pajak federal berasal dari pemerintah, harganya justru akan naik, bukan turun, karena Tesla harus membayar pajak impor baterai kecuali idamkan mendapatkan subsidi.

Jika dibandingkan antara pengeluaran pajak dan penghasilan subsidi, perihal ini tidak beruntung bagi Tesla.

Dunia Otomotif